Tuesday 24 November 2009

Impressive Ratu Boko-2

Aku terpaku memandang gerbang atau gapura utama candi ini. Putra sudah sibuk menyiapkan kameranya. Aku berjalan menaiki tangga menjauh dari Putra.
"Put, gue nggak salah banget nerima ajakan lo buat difoto kesini!"
aku berteriak padanya, Putra tersenyum sambil memasang lensa pada kameranya.
"Temen-temen lo mana?" Aku berteriak lagi pada Putra.
"Sudah dekat, sebentar lagi sampai. Barusan mereka sms!"
"Ow.."
Aku terus berjalan menuju gapura utama dari Putra sambil memperhatikan sekeliling. Pintu gerbang istana ini mengarahkan kita menuju ke bagian tengah kompleks candi bagian depan, yaitu bagian utama. Dimana terdapat dua buah gapura tinggi, yang terdiri dari dua lapis. Gapura pertama memiliki 3 pintu sementara gapura kedua memiliki 5 pintu. Aku tak terlalu mengambil pusing dengan belum hadirnya teman-teman komunitas fotografi Putra. Aku menikmati tempat ini. Sangat menikmati. Keindahan yang sangat luar biasa, Tuhan memang Maha. Kerajaan waktu itu seperti apa bis amembangun kawasan seperti ini ya?
"Ra!"
Aku menoleh kearah Putra memanggilku lantang. Dengan sigap dia menjepret kameranya beberapa kali.
"Ye..hebat banget ya fotografer satu ini!" aku merasa kecolongan.
Putra tertawa dari kejauhan.
"Bilang donk kalo mo moto, gue kan bisa pasang senyum biar manis dikit hasilnya!"
Putra berjalan mendekat kearahku yang sudah berada persis di gapura.
"Nggak usah senyum lo uda manis." Putra berkata polos dengan senyumnya saat sudah berada di hadapanku. Mungkin wajahku merah padam.
"Heheehee" dan aku hanya tertawa konyol.
"Nih lihat". Putra menunjukan display dari kameranya hasil jepretan beberapa saat yang lalu.
"Waw!"
"Aduh Ra, jangan tereak gitu."
"Sory-sory...abis gue kaget. Bagus banget ya?"
aku masih terkagum-kagum melihat hasil jepretan Putra, gapura terlihat sangat megah, dan aku tampak hanya seperti bayangan gelap yang berdiri di tengah kekosongan. Dia luar biasa sekali!
Putra tersenyum "Ayok kita ke jalan lagi."

Setelah melewati gapura utama, kakiku menginjak hamparan rumput luas. Bisa dikatakan ini seperti alun-alun. Sekitar 45 meter dari gapura kedua, di sisi kiri alun-alun terdapat bangunan seperti candi yang berbahan dasar batu putih.
"Put, itu apa?" Aku menunjuk
"Itu Candi Batu Putih. Soalnya bahan dasarnya dari batu putih Ra."
Tak jauh dari situ terdapat bangunan berbentuk bujur sangkar dengan dua teras.

"Kalau yang itu?"
"Itu Candi pembakaran Ra. ukurannya kurang lebih 26 x 26 meter. Sesuai namanya candi itu konon digunakan untuk upacara
pembakaran jenasah. "
"O...ada apa lagi selain dua bangunan ini disini?"
"Banyak sih Ra, tapi yang paling deket disana, ada batu berumpak dan kolam."
Tiba-tiba Putra menjepret kameranya lagi saat aku masih terpana dengan sekeliling aku. Suasana di keraton candi ratu boko ini gersang. Rumputnya kekuning-kuningan. Dan seperti y ang tertangkap kamera, megah tapi ada kehampaan disini.

*


No comments:

Post a Comment