Tuesday 24 November 2009

Impressive Ratu Boko-3

Gue akan take off sebentar lagi.. Empek-empek sudah di tangan.
Lo balik Jakarta Minggu?

Pesan singkat dari Nana. Lama juga baru dibalas sedari pagi. Tidak masalah, lagipula aku tadi sedang terlarut dengan acara foto-foto bersama teman-teman baru ini.
"Ra, nambah lagi dong.."
Putra menyodorkan bakul nasi kearahku.
"Kenyang Put.. Makasih"
Aku masih fokus dengan hape yang ada di tanganku, meski disekelilingku ramai. Iya, kami sedang santap malam bersama. Hari yang melelahkan tapi sangat menyenangkan bersama lebih dari 15 fotografer handal ini.
"Sibuk amat dengan hape"
"Baru juga megang nih. Sms dari Nana, sahabat aku di Jakarta."
"Ada kabar apa?"
"Enggak sih, cuma dia lagi on the way balik ke Jakarta."
"Darimana?"
"Bangka."
"Wah, kita harus ke Bangka juga Ra..disana sangat-sangat indah."
"Serius lo Put?"
Aku memang sering sekali diceritakan Nana. tapi kali ini yang berbicara adalah seorang fotografer. yang pastinya memiliki penilaian yang bisa dipertanggung jawabkan. Putra mengangguk-angguk.
"Someday, kita kesana ya Put!" Aku hanya asal bicara.
"Pasti." Jawabnya singkat.
Aku terkejut dalam hati, yakin sekali dia kita berdua akan berangkat kesa Bangka suatu saat.
"Terus, lo jadi balik hari Minggu?"
"Sepertinya."
"Sudah dapat tiket?"
"Belum." aku tertawa konyol menertawai jawabanku sendiri.
"Balik bareng gue aja Ra."
"Emang lo balik kapan?"
"Minggu siang, ada tiket nganggur. Temen gue mau tinggal di Jogja dulu."
Aku tak menjawab.
"Eh Put" Risa teman Putra yang tempo hari bertemu aku di bandara tiba-tiba mendekat.
"Iya Ris, kenapa?"
"Maap ya mbak Ratu, mau ngorbol bentar ma Putra."
"Silahkan..." aku bergeser sedikit memberi tempat pada Risa untuk duduk disamping Putra.
"Put, besok lo bisa datang lebih awal kan ya? kakak sepupu gue mau pra-prosesi siramannya ada candid-candidnya geto. Ya sekitar makan siang gitu dirumah calon pengantin."
"Nggak ada masalah sih ris. fine."
"Sip. Mas Dimas baru lihat hasil foto prewed yang digedein buat di resepsi. Dia suka. Dia nitip salam buat kamu."
"Salam balik deh. Emang dimas kapan sampai Jogja?"
"Kemarin Selasa."
Dimas? Aku setengah menguping perbincangan Risa dan Putra. Calon pengantin Pria yang akan diabadikan oleh kamera Putra bernama Dimas. Dunia kok dipenuhi orang bernama Dimas yang akan menikah sih? Aku jadi teringat lagi bahwa Dimas akan menghitung hari menuju hari pernikahan. Tapi kapan ya Dima smenikah. Bahkan aku belum pernah membaca undanganya.
"Ratu."
Aku terkejut dari lamunanku."Iya Put"
"Lo ikut ya acara nikahan besok di siramannya Dimas."
"Iya mbak dateng aja." Risa menimpali
"Ah becanda, gue kan nggak kenal. Enggak lah, lagian put, lo kan kerja moto-moto, entar gue ngapain?"
"Ngelapin keringat gue..." Putra menjawab polos.
Risa tertawa mendengar jawaban spontan Putra. Dan lagi-lagi aku dibuat merah padam oleh Putra. Kali ini didepan Risa. Aku tak menanggapi hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.

Risa kembali ke tempat duduknya diawal meninggalkan aku dan Putra. Putra menggeser duduknya mendekati aku lagi.
"Put, boleh lihat nggak foto yang tadi di Ratu Boko?"
"Dengan senang hati Ratu. Ntar ya."
Putra mengeluarkan kameranya dari dalam tas. Dan menyodorkannya dalam posisi display view untukku.
"Kalo mo lihat foto yang lain, geser yang sebelah ini. Kalau sebaliknya , yang ini."
Putra menjelaskan padaku.
"Oke."

Kamera itu sudah digenggamanku. Dan aku memencet tombolnya untuk melihat satu demi satui foto yang sudah dijepret oleh Putra. Bagus semua. Nyaris sempurna. Semua sudut pandang yang disajikan dari foto-foto Putra mengesankan aku. Banyak juga foto-foto ini. Aku terus memencet ke arah next. Hingga sampai ke foto pertama saat kami tiba di ratu boko.
Next
Ada banyak angle dalam hitungan kurang dari 1 menit yang berhasil Putra abadikan saat itu.
Next
siluetku dalam megahnya gapura.
Next
Megah tapi hampa
Next
Aku terpaku. Memandangi dengan seksama display view dilayar kamera ini. Ini , Dimas. Dibalut kemeja putih dan jeans casual di tengah hamparan sawah bersama seorang perempuan. Ini foto prewed. Ini foto prewed Dimas dan calonnya.
*

No comments:

Post a Comment